Headlines News :

Home » » KESEDIHAN ANAK YATIM DI HARI RAYA IDUL FITRI

KESEDIHAN ANAK YATIM DI HARI RAYA IDUL FITRI

Muslimah Cantik
Idul Fitri adalah hari raya yang paling dinanti bagi kaum muslim-muslimin, mukmin dan mukminah apalagi untuk seorang anak. Selesai melaksanakan sholat Ied, pulang ke rumah mereka akan bersalam-salaman dan sungkeman bersama sanak saudara mereka. Baju baru dan uang saku menjadi pelengkap kebahagiaan saat berkumpul bersama keluarga di hari raya. Bagaimana rasanya saat seorang anak di Idul Fitri tak dapat lagi memeluk ayahnya seperti tahun-tahun sebelumnya ? seperti yang terjadi dalam kisah berikut ini.

Pada suatu pagi hari raya Idul Fitri di Madinah. Rasulullah SAW seperti biasa bersilaturahmi dari rumah ke rumah untuk mendoakan para muslimin dan muslimah, mukminin dan mukminah agar merasa bahagia di hari raya itu. Alhamdulillah, semua terlihat merasa gembira dan bahagia, terutama anak-anak.

Rasulullah SAW melihat di sebuah sudut rumah ada seorang gadis kecil sedang duduk dan nampak sedih. gadis itu mengenakan pakaian penuh tambalan dan jahitan serta sepatu yang telah usang.

Rasulullah SAW lalu bergegas menghampirinya. Gadis kecil itu menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya, lalu menangis tersedu-sedu. Rasulullah SAW kemudian dengan penuh kasih sayang bertanya dengan suaranya yang lembut : “Anakku, mengapa kamu menangis ? Hari ini adalah hari raya bukan?” Tanpa mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang bertanya, perlahan-lahan ia menjawab sambil bercerita : “Pada hari raya yang suci ini aku selalu teringat pada ayahku, itu sebabnya aku menangis. Ketika itu hari raya terakhir aku masih bersamanya. Waktu itu aku sangat bahagia. Lalu suatu hari ayahku pergi berperang bersama Rasulullah SAW. Ia berperang bersama Rasulullah SAW,...... kemudian ia meninggal. Sekarang ayahku tidak lagi ada.

Setelah Rasulullah SAW mendengar cerita gadis kecil itu, seketika hatinya diliputi kesedihan yang mendalam. Dengan penuh kasih sayang Rasulullah SAW membelai kepala gadis kecil itu sambil berkata: “Anakku, hapuslah air matamu… Angkatlah kepalamu dan dengarkan apa yang akan kukatakan kepadamu…. Apakah kamu ingin agar aku menjadi ayahmu ? …. Dan apakah kamu juga ingin agar Fatimah menjadi kakak perempuanmu…. dan Aisyah menjadi ibumu…. Bagaimana pendapatmu tentang usul dariku ini ?”

Begitu mendengar kata-kata itu, gadis kecil itu langsung berhenti menangis. Ia memandang dengan penuh takjub orang yang berada tepat di hadapannya. Masya Allah! Benar, ia adalah Rasulullah saw,. Gadis yatim kecil itu entah mengapa ia tidak bisa berkata sepatah katapun. Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya perlahan sebagai tanda persetujuannya. Gadis yatim kecil itu lalu bergandengan tangan dengan Rasulullah SAW menuju ke rumah.

Rasulullah SAW memberi tuntunan bagaimana cara membuat kebahagiaan jiwa yaitu dengan mencintai anak yatim piatu dan orang yang tidak punya.

Satu hikmah yang dapat diambil dari sepenggal kisah diatas ialah bahwa Kebahagiaan itu Bukan Dicari Tapi Dibuat. Jika membicarakan kebahagiaan, tentu ingat kata cinta. Sebab kebahagiaan identik dengan keberadaan cinta. Cinta adalah energi. Rasa energi itu mengalir ke dalam bagian tubuh, maka akan dirasakan satu kehangatan, kedamaian, dan kebahagiaan, merasuki tubuh dan sanubari.

Energi cinta tidak harus selalu didapatkan dari luar. Justru yang paling manjur adalah cinta yang dihasilkan dari diri sendiri. Itulah awal pabrik kebahagiaan berproduksi dalam hati.

Kebahagiaan itu mudah didapat, karena Allah selalu memancarkan karunia rasa bahagia tiada batas seperti pancaran gelombang radio FM atu gelombang TV dan antene penangkapnya adalah rasa mencintai yang bertengger dalam sanubari. Manusia tinggal menyetel gelombang yang pas dengan frekwensinya.

Pabrik kebahagiaan berada di dalam sanubari sendiri. Tak harus pergi jauh ke ujung dunia hanya untuk mencari kebahagiaan. Kebahagiaan tak akan didapatkan dimana pun, kecuali dibuat sendiri di mana pun dan kapan pun.


Sumber : http://bit.ly/1CTp8d9
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !


 
Support : JSI Pasek || Warta Muda
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. Risalah JSI - All Rights Reserved
Template Design by Mas Alim Published by Risalah JSI