Headlines News :

Home » , » "PERINGATAN MAULID NABI, BALAS KEKALAHAN PERANG SALIB"

"PERINGATAN MAULID NABI, BALAS KEKALAHAN PERANG SALIB"

saladin
Sobat Risalah ,, tahukah jika peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW balas kekalahan perang salib yang merenggut kota Yerussalem dan Masjidil Aqso. Berikut kami uraikan sekilas sejarah peringatan Maulid Nabi SAW dan kitab Barjanzi yang berisi riwayat singkat Nabi besar kita Muhammad SAW.

Kitab majmu'at maulid al-barjanzi dikarang oleh Sayid Jafar Bin Hasan Bin Abdul Karim Bin Muhamad Bin Sayid Rosul Bin Abdul Syed Bin Abdul Rosul Bin Qolandar Bin Abdul Syed Bin Isa Bin Husain Bin Bayazid Bin Abdul Karim Bin Isa Bin Ali Bin Yusuf Bin Mansyur Bin Abdul Aziz Bin Abdulloh Bin Ismail Bin Al-Imam Musa Al -Kazim Bin Al-Imam Ja'far Shodiq Bin Al Imam Muhamad Al Baqir Bin Al Imam Zainal Abidin Bin Al Imam Husain Bin Sayidina Ali ra. Bin Sayiditina Fatimah Binti Rosulalloh.

Sayid ja'far dilahirkan di Madinah pada hari kamis awal bulan Zulhijjah tahun 1126 H./ 1711 M. Beliau wafat pada hari Selasa setelah waktu sholat ashar tangal 4 sya'ban 1177 H./ 1766 M. Dan dimakamkan di Baqi berdampingan dengan keluarga Nabi Muhammad.

Sejarah atau historisitas al-barjanzi tidak bisa dipisahkan dengan momentum besar perihal peringtan Maulid Nabi Muhammad SAW. Maulid Nabi pada mulanya diperingati hanya untuk membangkitkan semangat juang umat islam. Sebab, kala itu umat islam tengah berjuang keras mempertahankan diri dari serangan tentara salib Eropa (Perancis, Jerman dan Inggris).

Perang salib atau disebut juga dengan The Crusede, terjadi pada tahun 1099 M. Tentara Salib berhasil merebut Yerussalem dan menyulap Masjidil Aqso menjadi sebuah gereja. Kisah ini juga terdapat dalam novel 99 cahaya di eropa.

Umat islam saat itu kehilangan semangat juang dan ukhuwah islamiyahnya. Secara politik umat islam terpecah belah dalam banyak kerajaan atau kesultanan, namun memiliki satu khalifah yang tetap, yakni dari dinasti Abasiyah Baghdad.

Ditengah dekadensi moral yang terpuruk, munculah seorang tokoh muslim yang mendongkrak sejarah baru dalam kebangkitan umat islam kala itu. Dia adalah Salahudin Yusuf al-Ayubi, atau dalam literatur sejarah Eropa dikenal dengan nama Saladin. (Masa pemerintahannya 1174 - 1193 M./ 570 - 590 H). Dia dari Bani Ayub dan merupakan Gubernur kesultanan di Kairo.

Menurut Saladin, semangat juang umat islam harus tumbuhkan kembali dengan cara mmpertebal kecintaan umat islam kepada Nabi. Dia pun menghimbau umat islam seluruh dunia agar memperingati hari lahir Nabi Muhammad atau sekarang yang biasa kita kenal dengan Maulid Nabi.

Asal muasal gagasan tersebut tidak murni dari Saladin sendiri, tetapi juga terdapat ada usulan dari iparnya, Muzafarudin Gekburi yang juga Bupati Siria. Hal itu disampaikan guna mengimbangi maraknya peringatan natal.

Jauh sebelum diresmikan, Muzzafarudin sering memperingati Maulid Nabi meski secara lokal dan tidak tiap tahun. Setelah Saladin meminta ijin pada kholifah baghdad an-Nashir dan diizinkan, maka pada musim ibadah haji 579 H./ 1183 M. Beliau mengeluarkan instruksi pada jamaah haji di Mekah untuk memperingati Maulid Nabi di daerah masing-masing ketika mereka pulang.

Maka pada tahun 580 / 1184 Rabiul Awal peringatan Maulid Nabi diselenggarakan seluruh dunia. Dengan demikian, kekuatan umat islam pun kembali bergelora. Akhirnya pada tahun1187 M. / 583 H. Yerussalem dan Masjidil Aqso kembali direbut oleh umat islam dari tangan Eropa.

Peringatan Maulid yang dilegalkan oleh Sultan Saladin tersebut kepada seluruh umat islam di dunia merupakan bukan kali pertamanya, akan tetapi sebagai transformasi Peringatan Maulid Nabi kepada seluruh dunia.

Menengok lebih jauh terkait gagasan Sultan Saladin untuk melegalkan Maulid Nabi keseluruh dunia bukan perkara yang mudah. Terjadi pro dan kontra, banyak yang setuju namun juga banyak yang menentang meski pada akhirnya menyepakati.

Sebagian berpendapat karena sejak zaman Nabi saja peringatan seperti itu tidak pernah ada, sebagian juga ada yang beralasan bahwa hari raya resmi menurut ajaran islam hanya ada 2 hari saja yani Idul Fitri dan Idul Adha. Kemudian Sultan Salahudin pun menegaskan bahwa perayaan Maulid hanyalah kegiatan yang menyemarakan siar islam, melainkan bukan peryaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dapat dikategorikan bid'ah yang terlarang.

Salah satu kegiatan yang diprakarsai oleh Sultan Saladin tadi pada peringatan Maulid pertama kali pada tahun 1184 M./ 580 H. adalah dengan menyelenggrakan sayembara penulisan riwayat Nabi beserta pujian-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang indah. Seluruh ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti sayembara tersebut. Sayembara tersebut kemudian dimenangkan oleh Sayid Ja'far al-Barjanzi.

Sementara kitab barjanzi sendiri dituliskan dengan tujuan untuk meningkatkan kecintaan kepada Rosulallah dan meningkatkan gairah ukhuwah islamiyah. Dalam kitab itu juga riwayat Nabi dilukiskan dengan bahasa indah dalam bentuk puisi dan prosa nasr) dan kaidah yang sangat menarik.

Penulis : Asep
Share this article :

 
Support : JSI Pasek || Warta Muda
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. Risalah JSI - All Rights Reserved
Template Design by Mas Alim Published by Risalah JSI