Sobat JSI ,, siapa sih yang gak kepikiran diskon dan obral buat yang hobi belanja di bulan Ramadhan dan menjelang lebaran. Apalagi sekarang lebaran tinggal sebentar lagi, para konsumen akan berlomba-lomba mempersiapkan keperluan menjelang lebaran tersebut.
Harga barang pun semakin meningkat tajam sampai kadang-kadang tak terasa dompet dan simpanan ludes karena euforia menyambut lebaran yang berlebihan. Padahal, hakekatnya bukan belanja yang semestinya menjadi tujuan utama orang yang berpuasa. Akan tetapi, kemampuannya menyelesaikan ibadah mahdhah tersebut dan tercermin dalam prilaku sehari-hari sebagai insan yang bertakwa.
Terlepas pernak-pernik menjelang lebaran, ada hal-hal yang seringkali membuat para pecinta shoping lupa bahwa ada banyak jebakan diskon dan obral yang tak mereka sadari justru menjadi alat yang paling mudah menghabiskan uang-uang mereka.
Tidak hanya kaum ibu yang hobby belanja diskon dan obral, karena saat ini anak-anak dan remaja pun sudah terbiasa melakukan belanja karena mudahnya mengakses multishop yang berdiri di hampir pusat kota. Bahkan para suami pun turut nimbrung memburu belanja berlabel diskon dan obral karena menganggap harga-harga tersebut benar-benar murah.
Padahal tanpa disadari para pedagang sudah bermain itung-itungan untung dan rugi yang sangat njelimet sehingga meskipun harga-harga barang yang dipajang sudah berlabel diskon sampai 80% pun para pedagang tetap meraup untung yang cukup fantastis.
Ada beberapa hal kenapa yang dapat dianggap sebagai jebakan, tatkala para pedagang memajang label diskon dan obral pada barang-barang dagangannya, dengan alasan sebagai berikut:
Barang dinaikkan hingga 100% sebelum diberikan diskon
Para pedagang biasanya melakukan diskon mulai 30, 50 hingga 80% terhadap dagangan yang akan dipajang. Tentu saja berharap para pembeli akan tergiur dan menganggap bahwa harga barang tersebut benar-benar murah. Padahal ketika ditelusuri tidak ada satupun pedagang yang mau “merugi” ketika mereka menjual. Dan sudah pasti akan banyak pembeli yang tergiur tanpa berpikir panjang bahwa harga-harga tersebut sudah diupgrade lebih mahal dari harga pasaran yang sebenarnya.
Jika para pembeli menyadari bahwa barang yang dilabeli diskon sampai 80% ternyata adalah harga tipuan yang sebenarnya harga sesungguhnya bisa jadi separuh dari harga yang dipajang. Di samping itu karena semua produk sudah diberi label yang dianggap sangat murah, sehingga tidak ada waktu bagi pembeli untuk menimbang-nimbang harga serta menawar sesuai dengan kelayakan harga tersebut.
Amat wajar jika para pembeli berkerubut dan dengan antusias membeli barang tersebut tanpa sadar si penjual sudah menipu mereka.
Barang tersebut merupakan barang cuci gudang
Para pedagang, apalagi pedagang grosir seringkali merugi lantaran barang-barang yang dijual ada yang tidak laku dijual, bahkan sampai berbulan-bulan sampai motif barang tersebut ketinggalan jaman ternyata sedikit sekali yang tertarik dan membeli. Maka amat mungkin barang yang tak segera laku akan menumpuk dan semakin lama semakin rusak.
Para pedagang mempunyai siasat cerdik, daripada barang yang sudah dibeli dengan modal yang tak sedikit tersebut tak laku, maka lebih baik diberikan label diskon hingga setinggi-tingginya untuk mendapatkan pembeli. Padahal barang tersebut sudah tidak layak lagi, bahkan ada di antara mereka yang sudah mengalami kerusakan baik tekstur warna maupun kerusakan lain akibat proses penanganan tatkala diperjual belikan.
Maka seringkali pusat-pusat perdagangan modern menempatkan barang-barang lama tersebut di tempat dengan penyinaran yang sedikit remang agar kualitas pakaian tetap terlihat bagus. Apalagi di malam hari, maka kerusakan pada pakaian semakin tidak terlihat.
Barang dengan kualitas KW (asli tapi palsu)
Banyak pembeli yang terjebak pada bentuk dan jenis barang yang “dianggap” sama padahal berbeda. Perbedaan tersebut sering ditutupi dengan harga yang relatif lebih murah dari harga barang yang orisinil. Jika pembeli kurang berpengalaman dan tidak mengetahui bagaimana karakter barang yang asli maka mereka akan terjebak dan tertipu.
Mereka menganggap bahwa harga yang dijual lebih murah daripada barang yang asli, padahal barang tersebut palsu namun diberikan merek asli. Dalam situasi ini banyak pembeli awam yang tertipu dan mereka akan menyesal tatkala sudah mengetahui barang tersebut asli tapi palsu.
Nah, agar kalian tidak menjadi korban produk diskon “abal-abal” alias obral bohongan berikut tipsnya.
1. Berpikir logis dan tidak emosional
Banyak pembeli, khususnya wanita yang karena label diskon sampai 80% langsung tergiur. Tentu saja dalam pikiran mereka “aji mumpung” karena barang tersebut dianggap benar-benar murah. Dan amat wajar karena sudah kadung kepincut dan mabuk kepayang dengan label diskon tersebut langsung saja memborong barang tersebut tanpa mempertimbangkan kualitas barang yang sebenarnya.
Dampaknya tidak hanya barang-barang “aspal” yang dibeli, juga budget pun akan terkuras dan tanpa sadar uang yang semestinya dapat digunakan pada hal-hal yang lebih bermanfaat justru ikut dikorbankan. Mereka terlalu emosional dengan membeli yang disukai tanpa berpikir bahwa produk tersebut hakekatnya produk yang tak layak jual atau produk yang sudah kedaluarsa karena sudah terlalu lama tak laku di pasaran.
2. Bandingkan harga barang dengan toko lain
Pertimbangkanlah harga-harga barang tersebut di tempat lain sebagai pembanding dan pertimbangan apakah barang tersebut benar-benar murah atau justru hanya untuk mengelabui pembelinya.
3. Teliti nilai transaksi ketika membeli
Banyak pembeli “awam” yang tidak seberapa teliti dengan pedagangnya, karena menganggap barang-barang yang dijual di sebut supermarket adalah barang yang baik padahal banyak produk yang justru tidak layak dibeli dengan harga tersebut.
Selain itu, seringkali pula karena kadung senangnya melihat diskon langsung tidak meneliti seberapa nilai nominal yang tercatat dalam struk pembelian. Karena bisa jadi pihak kasir justru sengaja tidak menghitung harga yang tercantum pada label dan nilai diskon yang diberikan.
Sebelum meninggalkan tempat transaksi lebih baik diteliti terlebih dahulu jumlah harga pokok dan berapa nilai diskon ketika dihitung. Pastikan jumlah yang dibayarkan sesuai dengan diskon yang dicantumkan pada label yang ada.
4. Membelilah pada outlet-outlet resmi
Jika kita ingin terhindar dari kasus barang asli tapi palsu alias KW, maka ada baiknya melakukan pembelian di outlet yang resmi. Karena di tempat inilah semua barang dijamin asli. Namun akan sangat sulit menemukan produk yang diobral atau didiskon lantaran menjaga kualitas (branding) dan produk dari pandangan negatif konsumennya.
Begitu pula jika produk diskonan tersebut berupa parfum, maka akan berbeda antara warna cairan dan aroma antara yang asli dan yang palsu.
Itulah beberapa hal yang semestinya diwaspadai para calon konsumen yang saat ini hendak berburu barang persiapan lebaran, semoga saja dengan sikap yang hati-hati dan penuh perhitungan kita terhindar dari pembelian barang yang justru merugikan keuangan dan menguras kantung kita.
Sumber: Kompasiana