Telepon pintar atau smartphone selama ini banyak digunakan untuk membuka media sosial atau sekadar browsing dan email. Tidak sedikit yang melupakan ritual agamanya karena sibuk bersmartphone.
Melihat fakta itu, Ribut Agung Prastiyo, mahasiswa Teknik Informatika, Universitas 17 Agustus 1945 UNTAG Surabaya menciptakan aplikasi dzikir digital berbasis android.
Dengan aplikasi ini berdzikir bisa dilakukan di manapun. Tinggal mengklik aplikasinya akan langsung terlihat empat menu, yakni dzikir, riwayat hadist, tentang dan menu keluar.
Menu dzikir akan menampilkan bacaan-bacaan dzikir lengkap dengan terjemahannya. Jika speaker dinyalakan, akan langsung terdengar lafalz-lafal dzikir sehingga bisa ditirukan. Aplikasi yang sengaja dibuat satu layar penuh ini juga dilengkapi dengan doa setelah berdzikir.
Ribut juga melengkapinya dengan mode getar, redup, bunyi, serta suara. Mode getar berfunsi ketika perpindahan lafadz. Mode redup dibuat agar tidak mengganggu orang lain ketika aktivitas dzikir.
Jika ingin mengetahui bacaan yang benar, pengguna bisa mengaktifkan mode suara. Dari aplikasi ini, Ribut berharap seseorang yang setiap saat memegang smartphone untuk membuka aplikasi sosial media mengimbanginya dengan berdzikir.
Dalam membuat aplikasi ini, dia membutuhkan waktu tiga bulan untuk bolak-balik ke kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Lamongan.
Di sana dia mendapatkan bacaan dzikir yang benar. "Saya ditemui ketua PCNU Bi'im Abdul Salam, dan sekretaris PCNU Lamongan Imam Gazali. Mereka sangat membimbing saya," katanya.
Dari data yang dikumpulkan, itu lalu diketik dan dibuat aplikasinya. Awalnya dia membuat aplikasi dengan huruf-huruf kecil. Hal itu sempat dikritik kalangan PCNU Lamongan. Akhirnya dia revisi kembali dengan huruf besar dan aplikasi satu layar penuh dengan maksud, agar aplikasi ini dapat dinikmati oleh smeua kalangan.