Ilustrasi |
Risalah - Icoh Sadeli yang akrab disapa Mak Icoh, 86 tahun, segera menunaikan mimpinya untuk beribadah haji di tanah Mekah tahun ini. Mak Icoh menabung bertahun-tahun dari hasil jerih payahnya berjualan sayur dan gula aren keliling kampung, untuk bisa beribadah haji.
Mak Icoh merupakan jamaah calon haji yang tergabung dalam kelompok terbang atau kloter 80. Dia dan rombongan akan berangkat pada 26 September nanti.
Mak Icoh adalah Kampung Cikoneng, Desa Citamba, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya. Untuk berjualan, tiap hari dia harus berjalan kaki menempuh jarak lima kilometer sambil menggendong barang dagangannya ke rumah-rumah sekitar Desanya.
Selama berdagang sayur dan gula aren itulah, dia menyisihkan keuntungannya antara Rp20 ribu hingga Rp50 ribu per hari. Akhirnya pada 2010, Mak Icoh mendaftarkan diri untuk berangkat ke Tanah Suci.
“Dari dulu memang inginnya naik haji, tapi Allah manggilnya di umur sekarang. Tiap hari nabung,” kata Mak Icoh kepada wartawan yang berkunjung ke rumahnya, Rabu (10/9).
Menurutnya, keinginan untuk naik haji berawal dari saran ayahnya semasa hidup. “Ayah saya pernah ngomong, niatkan hati untuk berangkat ke Tanah Suci, pasti Allah akan memberi kemudahan rezeki,” kata nenek dari 16 cucu tersebut.
Kabar keberangkatan Mak Icoh ke Tanah Suci sempat membuat kaget anak-anaknya. Pasalnya, Mak Icoh tak pernah bercerita mengenai keinginannya untuk menunaikan rukun Islam ke lima.
“Kami baru tahu, setelah ada surat pemberitahuan dari bank, kalau beliau sudah melunasi dana untuk naik haji,” kata Siti, salah satu anak Mak Icoh.
Sementara, suami Mak Icoh, Sopandi, 88 tahun, awalnya berencana akan ikut naik haji sejak mengetahui istrinya menabung. Namun karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk berangkat, akhirnya Mak Icoh berangkat sendiri ke Tanah Suci.